Widget edited by super-bee

Jumat, 07 Januari 2011

Di Dinding Itu

di dinding itu..
angin sepi menerobos masuk ke seluruh ruang yang ada..
di situlah ingin ku perlihatkan kuasaku akan diriku..
di sela waktu..

ku rasakan desah desuh merintih dalam tubuh yang lirih..
seperti inikah diri yang rindu..
tetap saja dibuat segalanya menjadi kosong..
mata hati menjadi jawab dalam sudut penantian..
(Agustorio PS)

Seluas Harapan

Rindu sering berubah serta bermusim
Bila rindu melanda timbullah hiba
Resah mencengkam jiwa
Di kala duka menyapu air mata

Bagaikan pelaut di tengah lautan
Sendirian pula menempuh gelombang
Ku mencari jalan pulang
Ingin berlabuh di tepian
Seluas harapan terbentang
Sedalam lautan ketakutan
Ingin aku
Merebahkan kerinduan
(Agustorio PS)

DIMAKAN USIA


Kutulis kalimat ini untuk diingat
mengenang cerita yang akan berkisah
mengulang hikayat yang belum terkuak
tak mati hanya sesaat

kulanjut cerita ini dalam secarik kertas
Goresan tinta berganti warna
gaya bahasa tak dapat dirubah
Menuliskan nestapa alam Fana

Kubaca lagi cerita ini ....ki ingat kukenang....
mampukah cerita ini kurantaikan
Nafasku sudah berkurang
otak ku tatak setajam cangkul

kuingat lagi kisah lama
aku tersenyum kadang tertawa
sesekali kuraba wajahku yang bergelombang
Cerita apa yang telah ku baca

Aku lupa .....Bingung ... Memory ku dimakan usia ....(1000 Th lagi)
(Jaka Filyamma)

KEMBALI RASA

KALA KALIMAT ITU KEMBALI BERGEMA
BUKAN KALI PERTAMA SEPANJANG LANGKAH
MENYELAM BUANA MENGULANGI DARI SEMULA SERINGKULAKUKAN
BILAKAN TIBA

PADA SEBUAH HARAPAN
SADAR SEBUAH KARYA TAK BERDAYA 

MENGGAUNG MAYA KAYA
KUSERAP SARI . 

PADUKAN YANG ADA APA ITU KAN TERLAKSANA 
ATAU KEMBALI KE ALAM YANG BEBAS TIADA BATAS 
HANYA MELEPAS KEPUASAN NALURI
RUANG DAN WAKTU ITU TELAH PUNAH 

DENGAN SEMANGAT YANG MENGIKAT 
ADA RASA KARYA DAN DOGMA 
BERTEKAT MENGULAS JANJI PADA TUGU
DAPATKAH BERLAKU HANYA SATU KATA YG KELU?
BILA RASA SEKUAT ITU 

TAKKAN ADA NIATMU 
MENGATAS NAMAKAN LAKU YG SEMU

( Jaka Filyamma )

Sisa Hujan Semalam


seperti ku hadiri pesta alam...
ditengah elok mentari tersayup...
dedaunan yang meneteskan sisa hujan semalam...
bunga yang menari riang cantiknya...

burung yang berdansa disuara kicauannya menyanyi...
ku seraya terlentang dialiran bengawan dibawah tebing-tebing menjulang...
juga terairi derasnya dari atas...
juga gemerucik menabrak batu-batu tengah alir...
melewati mata kakiku yang tergenangi...
tuhan... ini pagi terindahku...

(Agus Alghazali)

Prosa mini

Masih kuingat seusap tanya kala mataku yang lelah alang berpijar memandang raut senyummu dipoto itu. Jejak senyummu tlah memintal untaian rindu yang sama. Dalam waktu

yang tidak begitu lama kita lewati desir mimpi yang kerap memapar kekosongan, namun sosokmu telah mampu menghadirkan hutan kegembiraan yang menggantung dalam jantungku. Bahkan titik halus yang menyatukan kebeningan matamu, merangkum bintang dalam kedipnya. Itu kutangkap dari hangatnya hatimu menyibakan gulungan mendung yang memangku peluhku. Kata-kata manis yang tercetak manja dalam bingkai bibirmu, selalu menebar kehangatan disetiap kesempatan. Semoga kau akan menjadi bunga atau matahari bagiku...

Cirebon nov 2010
(Olan Sanseviera)

Aku bercerita pada malam

aku bercerita pada malam...
tentang sebuah keputus asaan yang membuatku berfikir lemah akan hidup...
tapi apa?
dia bisu..

lalu ku berlari di tengah lebat hujan yang meruak...
ditengah guntur yang memarah menyambar"...
sampai dingin sekujurku..lalu melemah langkahku...
dan ku tergeletak takberdaya diatas tanah beraspal itu...
aku kedinginan ditengan gempuran hujan lalu...
aku terpasrah akan hujan menyapu angkuh...
dan jejak langkahnya mendekatiku...
kulihat wajahnya bersedih dengan air hujan...
kau...
kau kembali untuk hidupku...
membawa bentangan teduh ditanganmu...
dan memelukku ditengah gemeruh jutaan air hujan membasuh...

Oleh : Agus Alghazali

Yang Pernah Kugenggam



Binar matamu masih kusimpan di kehangatan hatiku
sayangku masih utuh tak tercabik-cabik kerikil jalanan
dan aku tetap melangkah mantap mencarimu

entah dimana, entah kapan, hanya waktu yang mencatat
hari-hari masih bercerita tentang kamu
tentang lentik jemarimu yang pernah kugenggam berlama-lama
namun terlepas disuatu saat tanpa kusadari mengapa ?
dan perih yang tiba-tiba datang, hanya satu yang menyayat
kamu ...
(Srie Nugroho Nur Wicaksono)

Surat cahaya

Harapan yang kian meredup kini terang oleh sepucuk surat cahaya,
relung hati yang gersang sahara mulai mengembun pada pagi hari.
Sementara mentari beranjak dewasa,ada tenang pada altar masjid,gereja,dan pura.

Hatiku yang hitam!,
yang terbentuk dari kepul asap ankara.
nafsu yang terburai memperparah esensi jiwa kini pias seketika putih memucat.
apakah rasa welasku masih tersisa?

Taufan segara,20-12-2010

Arti Denganmu

Bukankah karena ke tidak sempurnaan kita belajar..?
tentang jawaban dari dua pemikiran,
tentang sabar dan syukur,
tentang berputarnya kehidupan.

Cinta
aku ingin belajar denganmu
belajar arti arti kicauan pagi
belajar arti arti hangatnya mentari
belajar arti arti daun yang jatuh
dengan mu

(PZM 22-12-10)

SIKSA CINTA

BAGAI SERIBU DURI MENUSUK HATI
SEJUTA KATA BERKECAMUK DALAM DADA
SEGENGGAM HARAP INGIN KURAIH DALAM DEKAPMU
NAMUN KAU BEGITU JAUH DARI SISIKU
TETAPI TAK PERNAH LEPAS DALAM JIWA DAN ANGANKU

MENGAPA CINTA KADANG MENYAKITKAN
SELALU DIHADAPKAN DENGAN PILIHAN
MENGAPA PULA ADA RASA RINDU YANG BEGITU INDAH DI KENANG
PAHIT UNTUK DI TELAN ?
BILA CINTA ADALAH ANUGRAH
MENGAPA HARUS MENYIKSA PEMILIKNYA
(31/05/10)
(jaka filyamma)

BUIH BUIH KERINDUAN

Ingin kuberlari di aliran darahmu
ingin kulelap di beningnya matamu
ingin kuberenang di kedalaman hatimu

tapi engkau bagi gelombang yang melemparkan aku
di pantai tanpa penghuni ...
dan aku berdiri tanpa sanggup ku melangkah
hanya pasir-pasir kegelisahan menerpa wajahku
hanya buih-buih kerinduan membasah hatiku
engkau hanya fatamorgana ...

(Srie Nugroho Nur Wicaksono)

SYAIR UJUNG ZAMAN



Terlihat jelas tanda alam
Seakan tiada lagi hendak berteman
Maksiat banyak siang dan malam
Buruk orang ramai di kecam

Tak sadar rumah diambang ancam

Oh ..zaman kian merezam
Dunia fana yang mencekam
Didepan mata jelas namun suram

Mari..marilah sahabat yg faham

Ingat kan nisan pualam
Kenali lagi ujung zaman dengan dalam
Saling mengucap salam

(PZM) 2-1-11