Binar matamu masih kusimpan di kehangatan hatiku
sayangku masih utuh tak tercabik-cabik kerikil jalanan
dan aku tetap melangkah mantap mencarimu
entah dimana, entah kapan, hanya waktu yang mencatat
hari-hari masih bercerita tentang kamu
tentang lentik jemarimu yang pernah kugenggam berlama-lama
namun terlepas disuatu saat tanpa kusadari mengapa ?
dan perih yang tiba-tiba datang, hanya satu yang menyayat
kamu ...
(Srie Nugroho Nur Wicaksono) Artikel terkait :