Widget edited by super-bee

Rabu, 20 Oktober 2010

Aku dan Penantian


Vas bunga itu berkata
tenanglah tenang padaku
saat kumencari bayang bayangmu
di teras depan rumah cukup untuk berdua

yang kini terasa gurun luas bagiku
dan vas bunga

aku berkata membalas
tenang tenanglah pada vas bunga
saat dia mulai menumbuhkan bosan
di lubang berdebunya tak lagi bertanah
kami saling tersenyum datar vas bunga
dan aku

kami menuai harap
memupukinya dengan angan angan
tak lupa sirami dengan doa doa sebisa kami
setidaknya berkembang dalam impian
dan kami kembali menutup malam
untuk kembali ada di teras penantian.
(Juan Terbang 201010)

Mungkin

sayangilah aku walau sedikit....
cintai aku walau secuil...
ridukan aku walau sekilas bayang...

tersenyumlah padaku walau seperlunya...

mungkin....

kau tak pernah tahu...
tak pernah sadar...
ataupun sekedar merasa...

tapi sedikit inginku itu...
kan kubalas sejuta kali...
tanpa kuingat pernah memberi...
(Rahmat Shafardinus)

Selamat Tinggal

terucap selamat tinggal dari merah mulutmu
aku hanya tersenyum
lambaian tangan sepuluh jari
aku hanya tertunduk

sapa dan salam bertanya kabar
aku anggap sebuah kelakar
gandengan tangan menuntun badan
aku merasa mati suri
ketika kakimu mulai jauh melangkah
kuanggap ini sebuah berkah
asaku semakin membuncah
semangat tinggi kan ku daki
hayalan penyair tak dapat diuji
selalu ada setiap saat
sedih pun slalu tertawa
menangis pun penuh pesona

(Jaka Filyamma)

Semu

Dalam derit jerit sang waktu
Mengeratkan rindu sendu luka ku liku
Mendandani seraut wajah yang berdarah

Dari retaknya cermin diruang hampa
Lalu sayup sayup rongrongan lelah menyeruah
Mengendapkan dahaga sebuah rasa
Rasa antara ada dan tak ada
Rasa yg mendayu sayu dipodium kalbu
Rasa yg memucatkan warna
Hingga dalam sudut pandang yang terbatas
Ku hanya melihat keabu abu an semu
Menderu menyikapku ke hadapan pilu
(Ft'alone Pingin Vespa)

Bulan Kesebelas

Sambut musim gugur
Hembusan angin kian kencang menepikan dingin

Dedaun mulai menguning
Bersiap luruh
Berjatuhan dibawa angin bertandang.
Mencium tanah
Memeluk takdir yg digariskan
Kering
Menghumus,
Mengiringi musim dingin
Bulan kesebelas.
(Nadine El Mahmudah )

Selasa, 19 Oktober 2010

Biarkan Aku Pergi


kali ini kau benar2 mencacah hatiku
jadi biarlah aku pergi bersama rasa sakit dalam hati ini...

tapi percayalah kau tetap Malaikat untukku walau aku sudah tidak punya hati untuk mencintai lagi karena hatiku sudah tercacah habis karena belati yang kau tancapkan di hatiku
(Dee Dee Mutiara)

Saat Menangis Bahagiah kah Aku


Butakah namanya
saat kulihat kau tersenyum dalam rentang waktu
kini ku sebut dia Cinta bila kau izinkan

kutemukan hatiku terlipat rapi dalam ruang
di dindingnya terlukis pemandangan
indah walau kekurangan warna.

Jantankah namanya
saat kulihat kau dalam bilik kenyataan
merangkul kehidupan kembali kulihat senyum
disini hati kusayat kujadikan kecil tak terlihat
bahkan oleh mata pisau itu sendiri
aku hanya bisa melihat dibalik rumbai malam

Untukmu bukan siapa siapa dalam nyatamu
biarkan khawatirku terbungkus karang
kujaga kupertahankan
walau matahari merayu dengan sinarnya

Panggil aku dengan apa
yang tak diketahui akhir nya
panggil aku kelam
yang sendiri dalam malam
untukmu selalu dalam senyum.
(Juan Terbang)

Senin, 18 Oktober 2010

GITA CINTA



Keabadian sering kali menjadi alas ratapan hati
Ada kesendirian,mengibah kesederhanaan
Ada permata,kilau lekati pijar meniti

Abaikan rasa iba membeku menjadi pernik-pernik serpihan crystal airmata
Mimpi yang indah dalam kesejukan sepi
Mengantarkan kehampaan jalan cerita ini
Setelah dapat kembali bertemu sadar hati
Semuanya menjadi hunian singasana sepi taman kota mati. . .

By: iday suckerheatz

BAGAI MATI SURI

Terucap selamat tinggal dari merah mulutmu
aku hanya tersenyum

lambaian tangan sepuluh jari
aku hanya tertunduk
sapa dan salam bertanya kabar
aku anggap sebuah kelakar
gandengan tangan menuntun badan
aku merasa mati suri
ketika kakimu mulai jauh melangkah
kuanggap ini sebuah berkah
asaku semakin membuncah
semangat tinggi kan ku daki
hayalan penyair tak dapat diuji
slalu ada setiap saat
sedihpun slalu tertawa
menangis pun penuh pesona

(Jaka Filyamma)

Minggu, 17 Oktober 2010

MENANTI MAWAR ABADI

Musim berganti kembang bersemi
terlihat indah di jambangan hati
 

tak kan pernah jemari ini memetik setangkai wangi
hingga kau tertunduk layu mengering mati

semerbakmu iringi aku yang menjadi embun pagi
tetes demi tetes ...,perkelopakmu terbasahi
terpancar mewarni ketika ku menjelma mentari
kembang putikmu kan selalu ku sinari menyapu pagi

selalu ada mekar pada setiap kembang sejati
walaupun layu kau kan terus tumbuh berganti
ada setia wangi pada aroma bunga pengganti
menabur harum pada taman jiwa yang mati

biarkan aku menjadi daun pada tangkaimu yang berduri,
ikhlasku...,tekadkan hati niatkan nurani
menunggu kembang kuncupmu mekar kembali
dan selalu berseri pada setiap musim di dunia ini...

(Cariwan Iwan)

 

WAHAI

kala kau tak bersinar
ditelan kabut hitam
jiwaku kini retak dihadapannya

bukan sinaran hati yang tau
rindu dan dendam ditanggung seorang perawan
apa yang ku kerjakan
telah menjadi karat dalam hatiku
Ya Hamiid..
kini hambaMu menyerahkan hati padaMu
jangan kini kau cabut nyawaku
karena ku ingin merasakan dicintainya
Aku haus akan cintaMu
Aku ingin mencintainya karenaMu
Hidup yang berliku kini datang
Kekasih pujaan tak kunjung ada
Wahai hati….
kurangilah kerinduanmu padanya..
sering kali aku melihatmu tulus menyayanginya
dan tak dibalas dengan setitik kasih sayang darinya..

(Bozez Laggilaggisendry Disinidantruzsndry)

TERSERAP DINDING HATI

Biruku adalah mungkin lautan bahagia
Cerah langit pijarku menatap asmara
Sering kali cinta di jadikan alas ratapan hayal
Seiring dengung sunyi isyartkan suara hati

Hanya dapat di cinta hanya dapat di rasa
Cindai cadasnya gelora, penopang sgala airmata dan jadilah serpihan-serpihan helip karya dan sastra karnanya. . Dan olehnya

Darinya kupersempahkan seruni menjadi taman impian lekat hati. .

By: iday suckerheatz

CERITA INI PASTI BERLALU

TERSA DALAM SAAT TERUCAP
KATA MANIS TIADA TERLUKIS
TAK PERNAH LUPA SETIAP WAKTU
MENANGISPUN SEMAKIN SENDU


TERUNGKAP SIKAP YG TERGGANGGU
MERAGU NASIP YANG SLALU BISU
JALANI HIDUP ABU-ABU
TAK SADARKAN ENGKAU DAN AKU

CERITA INI SEMAKIN SERU
KISAH MANIS DALAM SENYUMAN
TERUKIR MENGALIR DALAM SUKMA
MENGGAPAI INDAH TIADA TERPAUT

CERITA INI AKANKAH BERLALU
KALA HATI MENGADU PADA NYA
HARAPAN MULAI SIRNA ....
CERITA INI PASTI BERLALU

(Jaka Filyamma)

DINDING PEMISAH


Serasa ada keraguan menyelinap didalam kalbu...
Saat bayanganmu datang menari di pelupuk mata

Ada sedikit keceriaan di rona wajah...
Tepiskan sejenak kegalauan..
Bayangmu pun semakin dekat...Semakin rapat...
Semakin menyatu dalam jiwa
Lantas ku terjaga dari ilusiku..
Naluriku berontak keras...
Kamu harus kujauhi...
!Semuanya telah berlalu...
Diantara hatimu hatiku...
Terbentang dinding yang sangat tinggi...
Bahkan mungkin terlalu tinggi...
Untuk sorot mata yang terhapuskan..

(RatMan Bin Tikus)

Suatu Nanti


aku ingin terpejam sebentar
walau kau curiga sebentarku adalah selamanya
bukan, tak akan selama itu
aku hanya ingin istirahat

kubiarkan kau membuka apa yang baru saja kualami
aku tak akan menyembunyikannya
bertanyalah, meski aku gelisah ketakutan akan itu
aku akan menjawabnya
Aku ingin kau selalu ingat hari ini
saat kau tahu apa yang sebenarnya terjadi
suatu nanti, saat kau mengalaminya
kau harus selalu tahu
bahwa kau bukan yang satu sendiri
Di tengah tekanan,
kau harus menjawab semua tanya disekitarmu
walau kau tak suka itu
Hidup memang selalu tak seperti tampaknya
Cepatlah bertanya
kalau tidakaku akan selalu terjaga
walau tidurku lama

(Lawang Ludira)


Indonesia, 1944


Ketika kulihat wajahnya yang muram...
Sejerih berhenti bertiup seruling...
Matanya berubah berkaca-kaca...
Menatap jasad tergelimpuh diatas rumput terpekat...
titis-titisnya mulai menyingkapi kesedian...
Melihat ayahnya tergeletak dengan dada berlubang...

(Agus Alghazali)
 

Selasa, 17 Agustus 2010

Gelap dan Terang


Kersik daun aren tafakur diujung tanah.
Berkelok angin selatan melesat batang rejan.

Setangkup akar kering bergulung jadi kembara.
Wahai punai.
aku merindunya.
Karena dia penimbang dua hal bertautan.
Seperti kesejatian yang selalu ada diantara.
Gelap dan terang...

~ Pandan Sekar Wangi...,still here,in every breathe i take ~

Minggu, 18 Juli 2010

kepiluan yang membungkam

Renjana itu kembali mengusik ragaku
Merepih lamunan dalam pigura anganku
Merangsek bawab jiwaku yang memang rentan
Jerumuskanku ke lembah terdalam

Helaian yang terjahit kemudian terkoyak
Dalam belenggu nista yang mengikat
Bibir kelu melepuh
Dalam kepiluan yang membungkam

(Joe Tampak )

Dy

Kidung sepi di tepian hati
Serasa mati jiwa terkelabui
Wahai lelaki,
apa yang kau cari dari wanita ini.?

Dy hanya seorang anak
Yang harus patuh kepada ibu dan bapak
Tiada boleh bergaul dengan khalayak
Takut membuat aib dan harga diri terinjak
Manusiawi bila sepi selimuti kalbu
Dy tak berani melangkah tanpa izin ibu
Sebaiknya kau jauhi hapus dy dari mimpi
yang akan kecewakanmu.

(Self Edward Jasmine)

Senja

Senja, Langit Merah
Senja memuram
Senja yang keletihan
Terpapar mentari rakus
Senja yang muram kemerahan
Senja telah terluka
Paparan derita yang panjang dan berekor ekor
Manusia bernyawa hanya menengadah pasrah menyerahkan raga berisi sukma
Senja langit yang memerah
Langit penuh oleh antrian
Ruh-ruh yang kembali padaNya
Tuhanku!
Terimalah kami!
Kami datang, setelah menempuh hidup yang jauh...

(Any Musrifah)

pagi

pagi..
harusnya aku bahagia menyambutmu,
menikmati gelombang awan,
gemricik air,
atau sekedar menikmati kenari di beranda rumahku,
tapi entah..
jemu memaku segala langkahku,
menegurku pada lelah,
menghisapku pada puncak kejenuhan..
aku ingin terbang..
membuang telaga madu yang telah kucecap dari bibirmu,
menghempaskan janji yang kau kalungkan pada leherku,
mencecerkan luka yang kau titipkan pada jantungku,
agar kau tahu..
aku mampu mengusirmu,
bukan hanya terus terpaku bisikmu di fikirku.
(Embun Pagi)

tasbih cinta

Jemari ini rasanya tak pernah lelah memutar
tasbih cinta.
Lalu aku tersenyum karena bintang yg bergelantungan
dilangit sebentar lagi tergenggam.
kelap kelip cinta berubah setelah bersantap duka nestapa.
Ini bukan mimpi,karena cinta benar benar
sudah menancap dihati.

(Wangi Pandan)

LAKSANA PUDAR MEWANGI'

Rasa yang tersimpan, membelai impian hati

Sepercik rayuan menggugah haluan jiwa

Akar yang menjalar di bwah usaran bumi

Lebih dari sekedar aras pohon jati.

Makna arti dari serapah bualan ini

Hanya sekedar temani galau rindu dlm puisi dan syair yang menjadi tumpahan serpihan kilau hati

(Iday Comunity)

‎" Cawan Kristal "

Setiap langkah menyisa jejak kenang dari kehilangan,.
namun
menyumber pembelajaran mendalam,..
dengan awal membangun puing puing
imaji,..
atas kebangkitan hati,.
sebait demi sebait lirih menapak
hasta pinta,..
dengan searah kiblat menyenandung,..

Siapkan lah cawan kemilau
kristal,..
tuk persembahkan saji altar romansa,..
mengabdilah
kesucian tanpa menatap retina keegoan,..
karna cinta yang
sesungguhnya cinta sejati tak merugikan,..
dalam jajaran keindahan
pancaran pelangi hati,...
tak harusnya menatap duniawi fana,..

walau cawan itu retakan tanah menggumpal,.
namun di dalamnya kemilau
kristal merangkum dinding hati,..
sang amor menancapkan anak
panah tak membidik luar,.
tepat tertuju dalam kibaran panji sejati,.
terbingkai
pelita romantisme memegah,..
percikan binar mata tak kuasa menatap,..
tapi
retina hati menebar aroma rasa,..

(Jimmy Hollyfield Culxs)

"Aku Pulang !"

"Aku Pulang !"
kali ini kata ini bukan dari drama televisi,
yang biasanya berarti seseorang pulang ke rumah ,
tapi di sini, di ruang kerja ini,
itu berarti aku sudah tamat dan mati,
Pamitanmu ini,
bagi yang lain adalah rutin
tapi bagiku, itu berarti selamat tinggal,
sebab tadi kutulis surat sembunyi sembunyi,
" bisakah kita ketemu sehabis jam kerja,
aku ingin bicara "
Nyatanya, kau pulang duluan.
Dan tukang kebun kantor kita, tertawa riang,
katanya kau memberinya baju buat putrinya,
Tapi itu baju yang kubelikan buatmu tadi siang.
Nah, bagaimana besok aku masuk kerja lagi ?
dengan kau di sebelah ruangku,
dan bendera kekalahan di pintuku ?
anak buahku memenangkan hatimu,
Malam nanti kalian pasti membicarakan aku,
dan pasti aku menjadi objek rasa kasihan
ah , betapa malunya aku

(Lawang Ludiro Bukan puisi)

Suatu ketika

Suatu ketika
Tatkala mendung bergelayut
Angin bertiup tanpa tanya lagi
Awan gelap silih berganti
Kurasa kosong
Pandangan buram
Ketika itu kau tlah pergi tanpa tanya juga
Melalui pintu yang sama
Tinggalkan genang di pelupuk mata
(Lembayung Senjaa)

‎-Gelandangan-

Aku pengembara...
Menapak jalan tak berujung...
Tiada pintu...
Lalu bintang teman malam...
Dihamparan dimensi waktu...
Aku bisu pada pasir...
Sampai muak kubawa lepas...

Pada puncak malam mengemban gundah lelah...
Diam melihat suasana gerhana aliran masa depan...
Hingga hayalpun menang kala sunyi...
Berjuta andai-andai sejauh melintang galaksi...
Ku terperosok di aliran selokan yg busuk...

Tetap saja...
Aku penyusur jalan...

(Agus Bukan Penyair)

dijalan setapak menuju makam

Mendengar suara tawa,
orang2 menindik bunga kamboja,
Putik berguguran di tepi nizan,
serbuk sari berhamburan dilorong senja.

dijalan setapak menuju makam,
seekor kelelawar menggelepar,
sayapnya tersangkut tanaman pagar,
Wahai sangkakala,tunggulah sipemurung,
dia hendak melawan gerombolan kelelawar,
yg tak pernah terbang sendiri...
(wangi Pandan)

Renda peniti di jllbabmu

Kesturi adalah senyawa subuh di gegasmu, hembus menuju dasar subur. Kesuburan yang telah menumbuh caci jadi secangkup do'a ma'af. Tak terhingga kedalaman laut telah memahat lebar gerbang ampunan; bukan untuk dirimu. Tetapi untuk orang yang mencaci tambalan bajumu. Subuh itu menjadi rindu bagi tebaran matahari..!

Tapi rindu mungkin kehamilan cinta. Sebab di bait butir yang terindahnya berawal dari jumpa. Betapa kau rajut kamila di pelepah bilah lelahmu. Rindu itu mulai menggunung. Saat bibir kelumu tak mampu lagi mereguk bubur sagu. Senyummu selalu mekar. Semekar bulan melukis syahadat. Dalam do'a mengiringmu.
Selamat jalan kekasih..!
Kekasih sebenarnya telah memanggilmu...,

Dari puisi lirisku ;
~Renda peniti di jllbabmu,~ bait ke 3 dan ke 6
Cirebon 6 april 2010.
Oleh; Olan sanseviera.

bila gerimis menukik pedih

bila gerimis menukik pedih,..
maka batin akan melambung perih.
hati sudah tersayat menjadi remah-remah,,
atau harapan siap menghuni tempat sampah...
tiada tersisa kehormatan bertunas penghinaan..
dan tumbuh di ujung akar rasa giris yang mengiris.. mencekam
tapi sudahlah..
bukankah bulir padi harus ditumbuk sebelum terlihat putihnya nasi..
atau gelas kaca harus dibakar sebelum berwujud bejana wadah madu dan mocca..
kadang memang pilu...
tapi sudahlah..
bila gerimis menukik sedih, atau
batin melambung pedih..
akrablah dengan hari sepi dalam kedamaian
atau terbanglah semampu jiwa mencapai makna...
(Tri 'sipiet' Handoyo)

Kidung sepi di tepian hati

Kidung sepi di tepian hati...
Serasa mati jiwa terkelabui...
Wahai lelaki,apa yg kau cari dari wanita ini.?
Dy hanya seorang anak...
Yang harus patuh kepada ibu & bapak...
Tiada boleh bergaul dengan khalayak...
Takut membuat aib dan
harga diri terinjak...
Manusiawi bila sepi selimuti kalbu...
Dy tak berani melangkah tanpa izin ibu...
Sebaik'a kau jauhi hapus dy dari mimpi
yg akan kecewakanmu...
(Self Edward Jasmine)

Kamis, 11 Maret 2010

"JANGAN"

Waduh bila asa tak tercapai...
Jangan sampai benci tak tertirai...
Walaupun air mata jatuh berderai...
Janganlah ikhlas jadi terabai...
(-dewano Rikuser)

"TABIR IMAJI"

Setelah padu isak berisau di padang serumpun mawar hati
Dengar!
Pasang benar piringan radar
Penangkap getar gelombang udara
Lihat!
Aksara ejaan jiwa
Dari balik tabir imaji
Isak berisau mencipta melodi
Dimana mistik menarik balik
Lepasnya ruh dari wadah petapa
Menjelajah jagad makna
Yang pada setiap nada
Menterjemah prasasti rasa
Yang terpahat di stupa-stupa jiwa
Maka berpulanglah ruh pada wadah persemayaman
Dari pengembaraan menyisir ngarai Berteman serunai
Yang mengiring instrumen isak berisau jasad

Hawa Baharie

*Pengemis*

Lusuh pias berwajah kusut..Dekil usang bersandang butut.
Mencari makan sudah tak patut..
Hadapi hidup bagai semaput..
Terseok langkah dijalan aspal..
Berperih kaki dirasa kebal..Seinsan kaya terhilang akal..Saat menghardik mencibir sebal..

Perih perut bagai dicakar.. Karena perih menahan lapar.. Dialas batu bentang trotoar..Raga merebah lemah terkapar....

Saksono Adi

"BAIKLAH"

baiklah...
aku ke belakang sekejap
tapi cuma mengendap
sebab inginku menulis cinta
dua gerhana sudah,
aku lupa

lihat!
kupukupu datang kemari
padahal pena belumpun menari

Syair Berdarah

SANG PENGELANA

Sang pengelana mimpi

Datang dengan sebuah hati

Untuk seorang pujaan hati Yang sedang terbang pergi

Tapi pasti akan kembali untuk satu rasa di hati

Untuk bersatu dalam suatu ikatan suci tak akan terbagi

Pengelana mimpi selalu tulus menanti dengan sebuah cinta murni

Sebastian Ady Prasetyo MSc

"KATA YG TERUKIR"

Kembali Kata ini terukir bukan hanya cerita....
kata ini hadir karena ungkapan jiwa....
mengertikah engkau apa yang ada di dada.....
berkecamuk seakan mengucapkan kata....

Hilir mudik aku mencari cara.....
memerah fikir tak kunjung tiba....
aku bingung tak mampu berkata kata...
dawai begetar memecah suasana...

masih bingung tak tau maksudnya...
pucuk di cinta ulampun tiba....
pujaan yang kudamba...
kini di depan mata.....

Khoirul Anam

"RINDU"

mestinya aku jaga agar rindu ini selalu ada,
dalam senang dan susahku,
dalam sedih dan bahagiaku
dalam pilu dan riangku
mestinya rindu ini tak terbagi.
Jika saja rinduku pada makhlu2Mu ada dalam dan karena rindu padaMu.
Mestinya tdk hanya malam ini kutumpahkan rindu ini
karena kemesraan dan kedamaian hakiki hanya kurasakan saat bersamaMU , Sa'at ada dlm pelukanMU.
Karena itu ampunilah aku.

Orchid Catalaya

# Penjara di Tubuhku#

dia disana, beberapa hari yang lalu
tidakpun jauh dariku

beginilah mungkin ceritanya...
dia datang dengan gerak darah menggelegak
menggelepak pada urat pucat berurat

lalu berjalan
disusurlah jalanjalan pada arteri
hingga merentas batas batas tak terentas
masuk ke alveolar berbentuk terali
terali melilit belit pada bilikbilik jantungku
berbentuk seumpama penjara

sebagian ke bawah
menuju pangkal paha
sebagian lagi ke atas
hingga merotak pada otak

jantungpun terpompa. sesak
ruanganruangan di tubuhku tetiba kelam
temaram tanpa sesamar pelita

lalu pahaku mati
pastilah kakiku juga mati
ia tak beranjak mengikuti hari

bahuku juga mati
pastilah tanganku ikut mati
ia tak bergerak menampar mimpi

dan isi kepalapun mulai berputarputar
mencari tuju takpun melaju
statis

lalu berlari,
hanya saja kali ini;
ia lari mengutuk hari

Retno Handoko

"TANDA KECINTAAN"

setiap pagi, semburat cahaya surga yang masih tersisa mengerdip dengan lembut,
mempersilahkan dimulainya sorot cahaya kehidupan…
biarkan matahari
menjalan kerjanya yang tanpa pamrih
sinar hangat keemasan menyentuh
khidmat kala subuh,
mengirimkan tanda-tanda kasih sayang-Nya yang tak
pernah usai..
matahari bekerja tak pernah mengeluh
meski
mungkin saja
mendung kelabu tengah mengejarnya
mungkin saja sang awan berarak sambil membawa dendang hujan...
mungkin saja langit siap menaburkan angin
matahari bekerja tanpa pamrih
memberikan kegembiraan pagi, menemani langkah dunia meraih sejuta asa
matahari akan terus bekerja, membawa tanda-tanda kecintaan Sang Khalik pada mahluk-Nya

Landish Uhibbuka Fillah

"IBU"

Ibu...
Bulan dan langit yg kutatap tadi malam...
Adalah bulan yg sama dgn yg diatas rumah kita...
Aku tlah biaskan kasih dan rindu ini pada langit...
Tlah ku titipkan salamku untukmu pada bulan dan bintang....
Dan kubisikan pada hembusan angin....
Terimakasih ibu....
Untuk pahit getir yg kautempuh untukku

Landish Uhibbuka Fillah

"HIDUP"

hidup.....
banyak menikung saat ku ingin lurus........
banyak lubang saat ku kira akan mulus.........
mengapa tidak ku coba dari dulu.........
agaraku terbiasa.........
sekarang..........
aku harus sering berhenti.........
karna navigatorku tak lagi sehati......
tertatih-tatih mencapai tujuan..........

Rahmat Shafardinus

WARNA HARI

Warna hari kian brtepi.
Seoalah menari d atas indahny hati.
Trpancar seso2k kaum hawa yg suci.
Oh indahny bila nanti kau kembali.
Bilakah nanti ngkau brsimpuh diri.
Ku ingin brsujud brsamamu untuk mnghadap y robbi.
Ku yakin itu pasti, ngkaulah yg slama ini ku cari.

Ferry Nghank

"GUNDAH GULANA"

"kulihat sebuah bintang meredup diantara keheningan malam..
yg tertutup oleh sebuah kata kehampaan..
malam ini sang bidadari malam tak kunjung datang..
dimanakah engkau berada saat rindu sudah menusuk dada..
saat hati sedang gundah gulana...
sang angin malam membisikan sebuah kata..
dengan berjuta bahasa yg diiringi dengan rintihan asa.."

Ahmad Khusaeri Elbarbasy

SIAPAKAH DIA

S!apakh dia itu,,
Gad!s di hadapku..
Menatap sendu kuyu,,
Sungguh iba aku..
Kuc0ba tnya sesuatu,,
Dia d!am memb!su..
Ataukah gagu?
Kuc0ba mengulur waktu,,
Tk ing!n d!a jemu...
Saat brlalu,,
Mndadak ia sesengguk pilu..
Ku pun tawarkn bahu,,
D!a senyap membeku..
H!lang sabar aku,,
Dan ingn brlalu..
K0q? D!a pun bgtu..
Trsntak ku trpaku.,
Lalu brbalik laju.,
Dia disana,menunggu...
Nanar ku tatap haru,,
Tlah ku kenali wajah itu.,
Dia diriku..
Di bayang cermin kelabu.....

Mutiara Ayyz

MENANTI

Duduk ku sendiri..
Menunggu pujaan hati..
Apakah ada yang mau mengisi..
Dan menerima diri ini..
Tanpa memberikan sakit hati..
Tuk kesekian kali..

ELiana Ayyub

TANYA

masih di tempat yang sama, menggapai asa menghapus duka, mencari yang tak ada,
masih di saat yang sama, ketika waktu semakin tak berharga, sudahkah kau dapat segalanya?
untuk apa?
bergunakah usaha kita? aku tlah salah langkah, apa kau ingin juga?

Methana Nurhariyati

SUSAH

dimana awal dan akhirnya...
kemanakan hulu dan hilirnya
kian susah dibaca tiada wujud aksaranya
susah dimakna karena tiada kata


(Ahmad Junaini) Feb 10

DIAM

Bulan,bintang,matahari dilangit siang dan malam mata melihat
laut,bumi kaki ini berdiri
angan,rasa pada diri kita sering bertanya

menari,bernyanyi mengungkap asa yg kita punya

diam
gemuruhnya penuhi jiwa

Mpenx Empenk

PERSAUDARAAN

ada luka
canda
tawa

terluka lagi
bercanda lagi
dan tertawa lagi

terbiasa kita melakukannya
terbiasa kita menghadapinya

mekarnya bunga dahlia
itulah kita

putih warnanya
dan tumbuh di halaman rumah kita
yang semakin dewasa
harum dan cantik rupanya

jangan kita bakar akarnya
dengan amarah,
dengan rasa emosi kita,

tolong dijaga
hubungan kita
yang lama bersaudara
sejak dalam rahim ibu kita...

Methana Nurhariyati
(for my dear sister, sri, propan, wic, pu3)

DINDING RINDU

terurai sebuah kata untuk terangkai dalam dinding kerinduan..
terbingkai halus dalam dinding hati..
terlukis dalam balutan kanpas cinta yang anggun...
dan laksana mahkota dalam kepala sang ratu..
kau lah cinta..
kaulah anugrah yang Tuhan persembahkan untuk para hambaNya...

Jhe Sinatra

KESETIAAN JANJI

Kesetiaan janjiku tuk pertahankan kasihku pdmu, walau aku tau km bukan utk aku,tidak ada harta apapun yg bisa mengganti rasa cinta ini kpdmu
Jika aku boleh memilih utk memiliki hatimu atau permata termahal didunia ini mk aku akan memilih hatimu utk aku miliki selamanya....
Hati yg tulus setia yg indah.... Maaf utk semua cara yg itu hanya utk m'buktikan tdk ada yg lain,gak pernah ada yg terbaik antara aku dan kamu tapi aku yakin cinta gak akan pernah salah.....

Andita F Mutiara

"BERSAMA"

Aku akan
selalu bersamamu di setiap langkahku dalam mengarungi samudra Cinta,
dan Aku akan pastikan kau adalah pelabuhan terakhir untuk Cintaku...!!!

Asdianto Lihawa

"TUNAS INDAH"

hamparan tikar basah dengan aliran sungai
nyanyian hati mengalir tak berkesudahan
melantunkannya dgn membawa keadaan jiwa yg suci
Penghuni Langit akan bergetar mendengarnya
setelah hujan dan gelegar petir alam akan berdamai kelak
tumbuh tunas2 baru bersemi lebih indah dan berwarna

Lembayung Senja

"CENGKRAMA"

tadi...kita bercengkrama
ditemaramnya pelita
tertawa..
bercanda...
dan aku suka...
hampir saja
kita berdua
berpandangan mesra...
ah kau indah karena kau
sudah tercipta....
dan aku sedikit...pura pura :)

Tuditea Masditok

KIAN PIPIH

pipih kian menjadi...
hingga kian nyaris tanpa sudut...
padahal itulah tempat ku ber parasit...
merekat kan asa pada dinding sudut hatimu.....
masih kah kau isyarat kan sesuatu...
agar katup mu sedikit terbuka...
dan biarkan aku mengaliri jantung dan hatimu......
dengan darah putih yang kian membiru....

Cariwan Iwan

Selasa, 09 Maret 2010

"BIARKAN"

Biarkan aku menangisi kesedihan ku..
Sendiri . .
Biarkan air mata ku tenggelamkan semua harapan tentang mu..
Tentang kita . .
Tiap goresan penyeselan dalam hati ku..
Biarkan membekas . .
Biarkan senyumku melayang bersama kepergian mu..
Dan biarkan aku terbunuh oleh cinta ku sndiri..

Ahmad Yusuf Bachtiar

ALBUM KEHIDUPAN

"KEHENDAK ILLAHI"
Sendiri menyimak album kehidupan hanyutan arus,...
sunyi sepi kelam malam meranum,..
kemercik tutur bisikan dingin dangkal,..
senyum,tawa, sesal,rindu ikat satu,..
lama selinap gumpalan kabut di balik layar,..
waktu menyiklus pusaran rantau,..
akankah keindahan kan mengulang tanpa keibaan ????
yach itu hanya hasutan mentar...i menggapai senja belai rembulan,..
apapun yang terjadi semata kehandak ILLAHI.

Jimmy Hollyfield Culxs

USIA

Sepanjang musim,
Kita tak mampu musiumkan rinai hujan yang kertap resap di atap
Seperti gegas senja genap
Garis jalan bahkan bukan lurus tidak juga liku
Hanya rotasi

Fitri Fitlie

TERBELENGGU RINDU

Pagi datang malampun menghilang... Mengantar insan perpacu raga... Hati ragu dan terus bimbang... Menata hati yang kian merana...

Mentari pagi pancarkan sinarnya... Membuat dingin pergi berlalu... Hati rindu tak lagi wacana... Membelenggu kalbu tanpa tau waktu...

Mentari menghilang berganti rembula...n... Menemani diri ke pembaringan... Apa kau tak tau rindu yang kurasakan... Siang dan malam kau tak tergantikan... Walau ku tau ku tlah kau tinggalkan... Rindu ini tak bisa ku tepiskan... Dan mencengkeram sanubari tanpa kusadari... Walau kini kau tak lagi disisi...

"JKT...090310...SE"

TIADA RUANG

dimana kan kutuliskan bait-bait puisiku
ketika lelah nan hampa menggayuti lelangit harapanku
teriakan paraukupun sepi takmampu tuk berbagi

dimana kan kunyanyikan lagu-laguku
ketika kalah nan resah menaungi lazuardi nada-nadaku
lolongan pecahkupun hampa takkuasa tuk memberi

dimana kan kugoresan tari kuasku
ketika wa...rna nan goyah mengkanvasi lembayung ilustrasiku
semburan larakupun sirna takbisa tuk mencari

di dinding-dinding nurani
di dinding-dinding angin
ingin kutumpahkan galauku tentang waktu
tentang masa, tentang asa, tentang luka, tentang apa saja
dan nelangsaku entah kan kubawa kemana.......

Q japan maret 910