telah kembali kaki-kaki lelah dalam irama lambat
lewati satu-dua malam lalu bergulir peluh
masih teringat hening kabut tempat asal
di sini hutan beton dengan keangkuhan materi
menghitamkan hati membekukan nurani
alur kota mengubah watak dasar
tertatih lagi menyusun yang hilang
kawan-kawan berkumpul dengan warna keluh
lalu ini akan kembali terulang hingga entah kapan
beberapa hari setahun adalah keriangan berbagi sementara
yang lain masih tertahan karena tembok-tembok
tak mampu menghadirkan raga di keriuhan kampung raya pun berlalu...
(berpaculah pejuang di tiap lekuk jalan rezekimu menanti!)
by : Seniman Kamar Artikel terkait :