Hujan hanya mengunjungimu sesekali
membasahimu dengan bulir bulir sejuk
mengalir dari bibir ranum mu
hingga ke sela rongga dada itu
Bersama petir mencumbumu di ruang kamar
lidah lidahnya seakan enggan padam
menjalar di ujung ujung jemari ranjang
apinya membakar penuh bajumu
Sesekali kau merindui hujan langit
membasahi dirimu di angan angan
sayapmu menggapai penuh harap
petir telah membakar kalap
atau kau ingin kan menjadi awan
menyatu dalam hujan
di segala sudut tubuh mulusmu
menjelma di titik titik bahagiamu;
bumi menunggumu pulang
di bilik dengan secangkir kopi tadi malam
hujan membutakan matamu
membasahi dahaga mataharimu;
(yuza 160813)